Sabtu, 04 Februari 2012

DIAN PIESESHA "Tak Ingin Sendiri"

1 komentar :

Dida Diah Daniar, nama lengkapnya. Asli pemberian orang tua.
Bintang Pisces rupanya jadi bahan inspirasi untuk mengubah nama menjadi Dian Piesesha.
Sebuah nama yang tahun ini meraih rekor tertinggi dalam percaturan merebut konsumen lagu pop Indonesia. Hampir dua juta copy kasetnya terlego habis. Itu berarti, jumlah rupiah yang disedot dari masing-masing kocek pendengarnya…mmm…hitung sendiri saja deh. Berapa…?!
Dalam seharinya saja tidak kurang dari empat ratus ribu surat penggemar mengalir ke tangannya. “Itu bedanya Dian dulu dan sekarang. Kalau dulu Dian nggak banyak teman. Tapi kalau sekarang capek menerima kawan. Misalnya Dian lagi jalan, ada saja yang ngajak ketawa. Ada yang tanya apa gitu.” Katanya lantas menghisap rokok.

Situasi perjalanan hidupnya merupakan pengalaman dari sekian macam petualangan yang, mudah-mudahan tak terulang. Dara dari kota kembang ini sudah tidak lagi merasa asing dalam kesendirian. Berbeda sekali dengan keadaannya pada waktu masih duduk di bangku SMA Muhammaddiyah, Bandung. Saat itu kesepian yang dirasakan makin menjepit. Hampir putus asa. “Rasanya geli sendiri deh kalau ingat masa lalu. Baru sekali itu saya diremehkan laki-laki. Sakit-sakit gimana gitu. Saya ini orangnya cemburuan. Selalu ingin memiliki mutlak. Ternyata ada yang saya maui nggak kesampaian. Yah akhirnya bubar begitu aja. Sudah lama kami putus pacaran. Tapi sekarang ini rasanya tak mau sendokir lagi,” ujarnya.
Sifat pemalunya dibawa sejak masih kanak-kanak. Selalu merasa minder kalau ketemu cowok yang naksir. Apalagi kalau cowoknya kelihatan berduit. Padahal menurut pengakuannya, menyanyi itu untuk mencari duit.

MENCARI JODOH
Banyak kawan, bisa mengendarai mobil pribadi, dan punya rumah bagus adalah target dari angan-angannya sebagai seorang Artis. "Dian seneng deh melihat gaya hidup Artis Indonesia. Meskipun glamour, Dian seneng ngelihat aja. Tapi Dian sendiri nggak glamour Biasa-biasa aja." jelasnya ketika dimintai pendapat mengenai kehidupan Artis di Indonesia.
Cita-citanya menjadi Dokter ahli kandungan terpaksa kandas di tengah jalan. Bukan karena kegiatan menyanyi yang menghalangi niatnya, tetapi situasi ekonomi keluarga Dian yang tak memungkinkan untuk itu semua. Katanya kalau meneruskan belajar ilmu kedokteran harus melalui ujian SMA negeri. Ketika itu Dian duduk di bangku SMA Muhammaddiyah. Kalau harus pindah di SMA negeri berarti mengeluarkan biaya lagi. "Di SMA Muhammaddiyah saja Dian nggak sampai selesai. Karena ya...itu....mmm....biayanya nggak ada," ucap anak pertama dari delapan bersaudara itu. 

Di seputar tahun 77an, cewek penggemar olahraga halter ringan ini timbul rasa nekadnya menjadi penyanyi. Nggak ada orang lain yang mendorong. Bahkan keluarganya sendiri tidak mengetahui, jika dengan diam-diam Dian bergabung dengan penyanyi senior Venty Efendi. Dari situ dara perokok berat ini mengawali kariernya dengan ikut-ikutan membawakan lagu-lagu Mandarin.
Kini salah satu dari delapan album yang sudah dirampungkan - Tak Ingin Sendiri - telah meletakan dirinya dalam posisi paling "top of the pop"
Apakah sampai disini saja? Adakah ambisi selanjutnya agar bisa meningkat lebih jauh dari yang dimiliki sekarang?
Dian sendiri nggak bersedia memberi jawaban kapan akan berhenti menyanyi. "Tapi siapa tahu, pada suatu saat berhenti. Terutama kalau saya sudah menikah. Ada kemungkinan suami saya nggak mengijinkan menyanyi," katanya seakan menyerah pada sesuatu yang mau nggak mau terpaksa mencampuri urusan karier. Mudah-mudahan dia menemukan jodoh seperti apa yang diharapkan. (BIS)

(Dari majalah Hai Edisi Khusus III  30 Juli-5 Agustus 1985)
jamesdoel.multiply.com

1 komentar :