Minggu, 06 Mei 2012

RINTO HARAHAP "Bukan Legenda Pop Biasa"

Tidak ada komentar :
Bermula dari pilihan lokasi di Bandung, konser penghormatan bertajuk A Tribute to Rinto Harahap sudah menantang kesetiaan dan kerinduan khalayak terhadap tokoh legenda pop Nusantara, Batak dan musik Melayu ini.

Ada reputasi yang tidak bisa disamai antara hadirnya pria asal Sibolga, Sumatera itu yang dimulai bersama

grup band asal Medan, The Mercy’s dengan arah kiblat pop Indonesia 1970-an, dimana Koes Plus dan Panbers telah membuka lajur serupa terlebih dulu. Sesuatu catatan yang diperjelas dalam konser akhir pekan lalu, dimana Rinto (63) menyepakati lagu-lagunya di aransemen ulang komposisinya oleh Widya Kristianti dkk, sebagai keyakinan yang bisa dimengerti dan layak diacungi jempol tinggi-tinggi.

Dari kelanjutan kemunculan penyanyi Marcell Siahaan di atas pentas dengan “Aku Begini Engkau Begitu” yang dulu dipopulerkan Broery Marantika, maka momen bermakna dari konser penghormatan itu memberi ketegasan bahwa karya cipta senandung pop Rinto membagi identitas khusus yang lelaki banget, sehingga pantas ia memegang sikap tegas untuk butuh pada perempuan penyanyi pilihan ketika bertanggung jawab menyuruh maju Iis Sugianto, Christine Panjaitan, Betharia Sonata, Diana Nasution, Tetty Manurung hingga kedua putrinya sendiri, Cindy Claudia dan Achi Harahap di industri musik.
“Rinto tuh nggak sembarang pilih saya dan perempuan penyanyi lain. Semua disuruh nyanyi dulu di depannya, disimak tekun sekali, kemudian dipilihkan lagu ciptaannya yang sesuai dengan karakter vokal kami. Ketika saya dipercaya menyanyikan ‘Jangan Sampai Berpisah’, saya sempat bertanya-tanya karena nggak nyangka,” kenang Tetty Manurung.


Lalu ketika kini diajak peran serta pada konser penghormatan buat Rinto Harahap, diakuinya ia langsung ngikut saja tanpa persoalkan berapa bayaran yang harus didapatnya. “Gratis pun saja tidak soal, tetapi ternyata dibayar ya saya mensyukurinya,” ungkap Tetty Manurung, tanpa mau menyebut seberapa besar ia dibayar untuk konser yang digagas KOPSI (Koperasi Pekerja Seni Indonesia) itu. 

Keteladanan Rinto yang tidak sekadar mencomot penyanyi, terbukti jelas sekali ketika berturut-turut nama-nama lama yang terangkat popular lantaran lagu-lagunya, bergilir mengumbar kodrat power mutu suara yang penuh spirit. Eddy Silitonga pun membalikkan masa lalunya yang tersanjung melalui lagu andalan, “Biarlah Kusendiri” meski ia terpaksa ‘mengalah’ dengan Achi dan Cindy untuk melagukan “Ayah” di sesi penghujung konser.

Diluar kehebatan Marcell dan Rio Febrian yang memastikan lagu-lagu karya Rinto tahan diuji jaman, tentu penonton era tahun 1970-an kembali merasa dimudakan ketika Betharia menyayikan lagi “Kau Tercipta Untukku”, ataupun “Jangan Sakiti Hatinya” (Iis Sugianto), “Burung-burung Putih” hingga “Tangan Tak Sampai” (Christine Panjaitan), serta “Benci Tapi Rindu” (Diana Nasution).


Namun patut disayangkan batal tampilnya Rita Butar Butar, yang isunya karena menolak dipasangkan dengan Agnes Monica di lagu andalannya, “Seandainya Aku Punya Sayap”.


Agnes, Marcell dan Rio yang mewakili generasi baru dalam konser apik tersebut, sesungguhnya ikut mempertajam ciri perfek lagu-lagu Rinto yang bukan sembarang orang bisa menyanyikannya. Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan berharap Rinto Harahap menjadi inspirasi bagi generasi muda, dan selanjutnya menyerahkan anugerah Lifetime Achievement Award untuk pemusik, vokalis, pencipta lagu dan pelaku bisnis industri pop yang ikut berjasa terhadap eksistensi pop Batak dan Melayu itu. – John JS

(dari http://www.fokuskini.com Monday, 23/04/2012)
 Foto-foto : http://www.lovelytoday.com

Tidak ada komentar :

Posting Komentar