Kamis, 08 Maret 2012

IIS SUGIANTO "Saya Mau Dikarungin"

4 komentar :
PENYUKA WARNA HITAM DAN PUTIH INI TIBA-TIBA TERSENYUM.

BIBIR YANG DIPOLES CHANEL  ITU NAMPAK RANUM. IA TERINGAT PADA SEJUMLAH PENGALAMAN BERSAMA PENGGEMARNYA..

Perilaku penggemar itu sering mengharukan. Saya pernah sangat terkesan waktu show, ada ibu hamil minta salaman. 
Ada juga yang orang nekad ke rumah sini. Saya mau dikarungin.
Katanya dia dapat petunjuk dari Tuhan, bahwa saya adalah jodohnya. 
Bahkan ada yang mengaku-ngaku, sudah kasih cincin saya. Nama dan fotonya jelas, dimuat lagi sama Pos Kota, meski tanpa konfirmasi pada saya. Mami sampai takut waktu orang itu kesini. 

Ada lagi yang nyamper ke tempat kuliah, bersama ibu dan bapaknya. Saya sampai takut karena dikejar-kejar. Suatu kali sampai pernah terpaksa meminta tolong polisi untuk ”mengusir” dari rumah saya, karena menunggu terus. Akhirnya kita diberitahu bahwa orang itu memang agak tidak waras.

Ada lagi yang berlagak jadi pembantu. Oleh mami diterima, karena kebetulan sedang butuh. Nah kalau saya makan, dia selalu nungguin sampai saya takut. Kadang-kadang dia bengong saja melihat saya. Ah saya pikir karena dia pembantu baru. Tapi, kok ini lama sekali bengongnya, meski telah berhari-hari. Eh benar, ibu bapaknya datang, “Kami mau ambil anak kami. Kami tahu dari temannya dia ada disini. Dia itu sebenarnya bukan pembantu, cuma seneng sama anak ibu.” 

Macam-macamlah perilaku mereka. Samapai pernah suatu kali ada orangtua yang meminta tolong saya memberi nasihat anaknya, karena katanya hanya kata-kata saya yang akan dituruti


KETIKA LAGU-LAGU CENGENG ALA RINTO HARAHAP MENDAPAT TEMPAT DI PASARAN TAHUN 1980-AN, IIS SUGIANTO MASUK DENGAN DAYA PIKAT YANG SANGAT PAS: SUARA SENGAU MANJA DISERTAI WAJAH SENDU. MAKA BERKIBARLAH IIS SUGIANTO SEBAGAI PENYANYI LARIS YANG MERAIH EMPAT GOLDEN RECORD.

Iis Sugianto adalah putri pasangan Sugianto-Ratu Kuswanayi. Ia lahir pada 17 November 1961. Masa kecilnya sederhana, dan biasa untuk ukuran keluarga masa kini. Ia hidup dalam keluarga berkecukupan, dan sama sekali tidak menduga, penggemar buku Sidney Sheldon dan Dale Carnegie ini jadi penyanyi, yang bakal mengubah hidupnya, meski sebagian.

Keliru kalau menganggap saya pemalu dan manja. Saya bukan pemalu dan tidak manja. Saya justru selalu jadi pemimpin kelompok sejak kecil, selalu tampil di depan, dan keras dalam kemauan. Kalaupun sekarang saya selalu ditemani Uwak, dan setiap show selalu didampingi Mami, itu karena mereka ingin memastikan saya aman dan tidak kesepian.

IA MENYIBAKKAN RAMBUTNYA YANG LEBAT. INGATANNYA MELAYANG PADA MASA KECIL. SAAT DITEMPA OLEH KEDUA ORANGTUANYA DENGAN CARA SALING MENGIMBANGI: LEMBUT DAN KERAS..

Saya merasa berutang kepada kedua orangtua saya. Karena dengan cara mereka masing-masing. Papi keras, Mami lembut, telah membuat saya merasa tidak sia-sia menjadi manusia. Walaupun dulu di masa kanak-kanak kadang saya sampai stress dan takut, karena sulit memahami apa yang mereka ingin tanamkan pada diri saya. Sekarang sih kalau ingat zaman dulu tinggal ketawa saja.

Terus terang kadang saya sampai takut sekali kalau ada Papi. Begitu dengar Papi datang, kita semua langsung masuk kamar. Werr-werr-werr gitu. Dengar suaranya, lihat mukanya, matanya, aduh…enggak deh. Takut. Sampai akhirnya saya bisa cari uang sendiri saat SMA, baru bisa dan berani menatap. Bayangkan. Kalu kita makan sampai bunyi teng…(Iis menirukan suara sendok-garpu beradu dengan piring) langsung Papi bilang, “Bagus!” Ha-ha-ha, begitu saja kita sudah takut. Terus nanti Mami yang bilang, “Sudah..sudah”, tapi kita sudah nangis duluan.

Di mobil, kita tak boleh makan. Padahal anak kecil kan suka makan kacang. Plethok. Dijitak kita dari belakang. Papi maunya memang rapi. Terus setiap hari Minggu kita semua pergi ke villa. Papi selalu menceburkan ke kolam renang, memandikan dan mengeramasi semua anak-anaknya. Tapi kasar sekali karena dia laki-laki. Maunya sih biar bersih. Uh, sampai gila rasanya. Dan saya selalu nangis. Sikat gigi sampai berdarah. Sudah gitu Mami terus datang menyuapi. Dan nangisnya lupa.

Pokoknya tiap hari Minggu ada stress buat kita. Entar lagi gue dimandiin nih, he-he-he. Kasih sayang Papi memang diperlihatkan dengan cara yang berbeda. Dia sayang sekali sama ank-anaknya. Vitamin, minyak ikan, susu, dia telaten memberikan. Cuma dia barangkali tidak mengerti bagaimana cara menyayangi anak-anak. Soalnya dulu hidupnya di asrama. Makanya Mami sayang sekali sama Papi, karena Papi sayang sekali sama anak-anak. Tapi kalau sayangnya diperlihatkan dengan cara itu, kan anak-anak takut. Ya namanya juga anak-anak. Akhirnya setelah kita tahu, Papi dulu hidup di asrama sejak kelas 2 SD dan jarang ditengok orangtuanya, saya kasihan Papi. Jadi saya tambah sayang sama dia. Papi paling perhatian sama saya.

Namun begitu tidak berarti semua yang diajarkan Mami saya ambil semua. Karena ada prinsip-prinsip kunonya dari Mami, dan saya tidak setuju. Nanti kita diinjak-injak. Zaman sekarang lagi.

LULUSAN SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA INI LANTAS BERCERITA BAGAIMANA IA MULAI MENJADI PENYANYI. SEBUAH PERMULAAN YANG GAMPANG, TAPI MENDATANGKAN UANG, EMPAT GOLDEN RECORD, PREDIKAT ARTIS TERPOPULER VERSI SIARAN ABRI TAHUN 1980-1981 DAN 1981-1982.  DAN SETIDAKNYA, HUBUNGAN DENGAN AYAHNYA MAKIN DEKAT.

Soal nyanyi, saya bersyukur sekali. Jika biasanya seorang penyanyi yang ingin populer pengorbanannya sangat banyak dan dari bawah sekali, Alhamdulillah saya tidak pernah mengalami kesulitan itu. Misalnya, sejak mulai masuk tes TV, saya langsung tampil di TVRI dalam acara Kenalan Baru. Dan besoknya saya sudah dapat telepon dari Jackson Record. Saya sempat rekaman dua volume dengan Jackson Record, tapi mulai volume ketiga dengan Lolypop dan langsung “meledak”. Padahal saya bukan penyanyi festival. Sedangkan waktu itu kalau mau populer kebanyakan lewat festival.

Dulu jika ada orang tampil di TV, say selalu bilang pada Mami, “Mam, pengin kayak gini dong.” Terus Mami menyahut, “Mami nggak tahu caranya. Nggak kenal orang-orang di TV”. Habis itu sudah lupa lagi. Paling-paling nyanyi diantara keluarga. Kebetulan keluarga saya semua menyukai musik. Kalua ada yang main piano, saya selalu nyanyi. Lama kelamaan, kakak saya, Yayuk yang menikah dengan Ebiet G. Ade, bisa mencipta lagu. Terus Mami bilang, “Ah Mami mau mempopulerkan lagunya Yayuk. Kok lagunya enak”. Kebetulan kami bertetangga dengan Yasir Syam (pencipta lagu, red), lalu Mami undang dia untuk datang ke rumah untuk mendengarkan lagu ciptaan Yayuk. Dan ketika saya membawakan lagu itu, dia bilang pada Mami, “Bu, anak ibu ini berbakat jadi penyanyi lho sebenarnya.” Dari situ saya mendapat jalan untuk tes di TV. Dan jadilah saya penyanyi sungguhan.

Saya sendiri sebenarnya tidak pernah menyangka sampai menjadi penyanyi profesional. Tadinya saya hanya mau keren-kerenan aja tampil di TV. Karena pada darnya saya memang senang pakaian. Wah, saya sering mengkhayal, mestinya penyanyi itu pakai baju begini.

Orang menyanyi itu seneng sih. Sudah kita dibayar, jalan-jalan, keren-keren, nyanyi. Kan enak sekali pekerjaan seperti itu? Maka saya sangat berterimakasih dengan semua kesempatan itu. Saya tahu, tidak banyak orang yang seberuntung saya. Bayangkan, dari kecil saya sudah hidup berkecukupan. Mau jadi penyanyi juga gampang. Bahkan setelah jadi penyanyi masih ditopang oleh orangtua. Papi selalu turun tangan untuk me-manage penghasilan saya, mengingat saya masih SMP waktu itu. Selama saya kontrak dengan Lolypop, Papi tidak pernah membolehkan saya ambil uang sampai waktu setahun. Jadi akhir tahun saya dapat utuh. Belum lagi bonus-bonus. Uang yang banyak itu kemudian oleh Papi dibelikan rumah, tanah. Jadi Papi mengajari saya mengelola uang, karena tahu saya suka belanja baju, sepatu, gitu-gitulah.

Lalu dari mana saya dapat uang untuk belanja? Papi hanya membolehkan saya belanja dengan uang hasil show. Itu mau dihabiskan, terserah. Mau buat senang-senang atau beli mobil, terserah. Jadi begitulah, say memang orang yang beruntung. Saya tidak kenal istilah ngebon dulu sama produser.

Sekarang saya malah mulai sebagai produser. Hasilnya belum terlihat. Ya kita tunggu, kalau pemasarannya bagus, saya akn jadi produser terus, mengontrak penyanyi lain. Soalnya dunia ini dunia yang saya cintai, bukan? Praktis tidak ada kesulitan yang saya alami. Ya paling-paling dulu waktu saya terkenal banget, privacy kurang. Jalan kemana-mana serba diperhatikan. Kita ketawa salah, nggak ketawa salah. Mau santai susah. “Kok Iis glamour banget?” katanya. Tapi giliran saya tampil sederhana, jorok-jorok, “Kok, Iis-nya kayak gitu sih?” Akhirnya pemecahannya, ya jangan perdulikan omongan orang. Selama kita percaya bahwa kita sudah tampil enak menurut kita, maka itulah yang terbaik.


Seperti diceritakan kepada Ratri Adiati.
Majalah TIARA No. 120, 18 Desember 1994.

4 komentar :

  1. Saya ngefans banget sama tanteu iis..
    Sukses selalu yah tanteu..

    BalasHapus
  2. Saya banyak hafal lagu-lagu populernya, bahkan sy sudah ciptakan lagu buat mbak Iis S. tapi kemana saya akan kirimkan ?? ada yang bisa bantu?? Hub WA

    BalasHapus
  3. Salah satu penyanyi yg melegenda karena lagu2-nya yg terkenal pada tahun 1980-an,aq waktu itu masih SD...

    BalasHapus
  4. Wajahnya melankolis seperti Nurafni Oktavia

    BalasHapus